Download aplikasi wifi map Pro Terbaru

        Yosh..! Kali ini saya akan membagikan aplikasi pembobol wifi terbaru, yang pastinya no root..

        Aplikasi ini work untuk semua chipset android, mulai dari JELLY BEAN, KITKAT, LOLLIPOP, MARSMELLOW DAN NOUGAT..


Berikut Ulasan Tentang WIFI MAP
Nama : Wifi Map
Platform : Android
Versi: v4.0.3
Requirement: Android 4.1
Mode : Online
Ukuran : 31MB 
Deskripsi:
Kata sandi WiFi untuk akses internet GRATIS di seluruh dunia!
*** Aplikasi WiFi paling populer
*** TOP 1 di 50 negara 
*** TOP 1 dalam kategori Perjalanan di 100 negara 
*** Berisi 100.000.000 hotspot WiFi!
AS, Kanada, Meksiko, Brasil… Amerika, Eropa, Asia, Rusia dan PNM, Timur Tengah, Oseania ― SELURUH DUNIA ada di saku Anda! 
FITUR: 
– Spot WiFi dari seluruh dunia 
– Hotspot WiFi dengan kiat-kiat dan KATA SANDI 
– PENCARIAN pintar untuk kafe, hotel, dan negara 
– Navigasi PETA 
– Menentukan LOKASI ANDA SAAT INI secara offline 
– DUKUNGAN Pelanggan waktu-nyata 
ANDA DAPAT BERKONTRIBUSI! 
– Menambahkan spot WiFi dan kata sandi 
– Memperbarui kata sandi lama 
– Berbagi hotspot WiFi dengan teman di Facebook, Whatsapp, Viber, dan Twitter
LANGSUNG Saja klik di sini LINK
Berikut ScreenShotnya

Cara Membobol Wifi terbaru

Download Game PB Strike

Hallo kalian semua apa kabar? baik kan. Setelah lama tidak update sekarang blog ini akan share/membagikan Game yg sangat keren. Game yg dulu pernah ada di pc, sesuai judul diatas pasti kalian pernah memainkan nya di warnet. Game yg kemaren juga ada di play store tapi sudah dihapus karena game play hanya bisa kesamping kiri dan kanan.
Kini hadir lagi Dengan nama Poin blank strike apk android.

Game pb strike mobile ini berbeda dengan point blank yg ada di play store game ini sudah bisa bebas bergerak kemana saja ,untuk memainkan Game ini kalian perlu mendownload nya dibawah.

info game:
size:80mb
mode:online
fps game

Berikut ScreenShot GamePlayNya


Silahkan Download Disini

Download Game Point Blank For Android

Berikut screenshot gameplay Naruto Shippuden : ultimate Ninja Impact Mod Ultimate ninja strom Legacy



Aplikasi dan informasi game
  • Nama game : Naruto shippuden ninja impcat Mod Naruto ulitmate Legacy
  • File RAR
  • For PsP emulator PPSSPP
  • Genre Action/Fighting
  • Mode offline
  • Siza 127MB
  • League ENGLISH
Cara Instal File Iso game naruto for android

  • Extrack file yang di download tadi
  •  dan download File yang tersedia
  • Kemudian Untuk File ISO atau CSO langsung Anda pindahkan Ke penyimpanan Android Anda Baik di SDcard Eksternal maupun Internal
  • Untuk File yang download dari Emuparadise Berbentuk RAR anda harus Ekstrack terlebih dahulu, kemudian baru pindahkan ke perangkat Anda .
Kemudian Anda Buka dan jalankan Emulator PPSSPP baik Android maupun di PC, Pilih Gamenya dan mainkan Enyoi...

BERIKUT LINK DOWNLOADNYA
Emulator Ppsspp GOLD
Disini
Emulator Ppsspp
Disini
Naruto Ultimate Ninja Strom Legacy
Disini

DOWNLOAD GAME NARUTO SHIPPUDEN : ULTIMATE NINJA STROM LEGACY

 2 Days

     Di sebuah kamar, seseorang sedang melamun di atas tempat tidurnya sambil memegangi ponselnya.
Suara orang itu terdengar “Aku belum tahu persis perasaanku, 7 bulan ini kau memberikan perhatian yang sungguh tulus padaku. Tapi, saat berada di sampingmu aku akan merasa senang, aku tidak tahu ini rasa senang dalam bentuk apa tapi aku benar-benar merasa senang.”
Prilia yang semula berbaring di atas tempat tidurnya kemudian merubah posisinya menjadi duduk.          “Kemarin.. kau bertanya padaku, seberapa besar aku mencintaimu, tapi.. aku belum bisa menjawab, dan berkata dengan ceria itu rahasia.” Prilia tersenyum. “Aku kekanak-kanakan.”
Prilia berjalan menuju jendela kamarnya dan melihat keluar jendela. “7 Bulan yang lalu.. saat kau menyatakan cinta padaku, aku sempat bingung untuk menjawab jadi aku putuskan untuk menjawab pada hari besok. Dan besoknya aku menjawab 'Ya' untuk tawarannya itu. Tapi, aku menerimanya bukan karena cinta, melainkan ada maksud yang lain. Kau si cerdas, rangking satu umum dan menyatakan cinta pada siswi yang tidak ada pintarnya sama sekali? Itu benar-benar menggemparkan masyarakat sekolah.”

     Prilia membuka raportnya yang terdapat pada meja belajarnya. “Yang lebih menggemparkannya lagi, aku mendapatkan rangking 2 umum bulan lalu. Tentu saja itu karena si cerdas pacarku yang mengajariku. Sebenarnya.. alasanku menerimanya waktu itu karena aku berfikir, bila aku berpacaran dengan si cerdas ini mungkin aku bisa menjadi baik dan kemudian menjadi lebih baik, dan benar itu terjadi.”

 Di sekolah.
“Harry, kenapa rangkingmu susah sekali terkalahkan?” Tanya Prilia saat berada di kantin bersama Harry.
“Bukan susah, kalian yang ingin mengalahkanku hanya perlu berusaha yang lebih giat lagi.” Jawab Harry sambil tersenyum memandangi pacarnya.
   “Mereka semua sudah berusaha, tapi ini benar-benar rumit, dan kau tahu? Karena kau mengajariku dengan baik posisi mereka yang ingin mengalahkanmu harus tertahan dulu karena aku yang mendapatkan rangking 2 umum itu.”
“Karena kau sudah berusaha dengan keras.”
“Benarkah?” Prilia tersenyum senang mendengar itu. Lalu ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah.
Harry menyadari itu. “Ada apa denganmu?”
Prilia memandang Harry. “Harry, aku ingin meminta sesuatu darimu.”
Harry tersenyum. “Apa?”
Dengan ragu, Prilia mengutarakan yang selama ini ia ingin lakukan. “Harry, bisakah kita selama 2 hari ini tidak bertemu? Kalaupun bertemu di sekolah, bisakah kau pura-pura tidak mengenalku?”
Harry terkejut lalu meletakkan sendoknya. “Kenapa?”
“Kau kemarin bertanya kan? Kalau seberapa besar aku mencintaimu? Aku ingin memastikan.”
“Memastikan? Apa selama ini kau masih ragu dengan perasaanmu?” Tanya Harry terlihat kecewa. “Aku mau kembali ke kelas.” Kata Harry lalu berlalu pergi meninggalkan Prilia. Prilia mengejar.
“Kalau kau tidak mau, juga tidak apa-apa. Aku senang berada di dekatmu.” Kata Prilia tersenyum sambil mengejar Harry yang jalannya cepat sekali. Tiba-tiba Harry menghentikan langkahnya yang membuat Prilia harus menabrak punggung Pacarnya sendiri.
“Auu..” Prilia memegangi kepalanya. Harry terlihat khawatir. “Apa kau mengejarku dengan menundukkan kepalamu?”
“Tidak.” Prilia menunjukkan sebuah batu. “Aku hampir terjatuh karena itu tapi untungnya kau berhenti di waktu yang sangat tepat, Terimakasih. Kau selalu melindungiku.”
“Aku tidak melindungimu, aku hanya kebetulan berhenti.” Kata Harry dingin lalu kemudian pergi.
Prilia memandang Harry dengan tatapan sedih. “Ini pertama kalinya kau bersikap marah padaku. Tapi ini membantu, aku ingin tahu.. apakah aku menyukaimu apa tidak?”

Harry duduk di tepi lapangan basket sambil memperhatikan mereka-mereka yang bermain.
“Hey, mana pacarmu?” Tanya seseorang dan duduk di samping Harry.
“Mungkin di kelasnya.” Jawab Harry sedikit cuek.
“Ini pertama kalinya aku tidak melihatmu bersamanya.” Kata Orang itu lagi.
Harry tidak menanggapi melainkan mengganti topik pembicaraan. “Oh iya Wahyu, aku juga ingin masuk tim basket.”
“Apa masuk? Apa aku tidak salah dengar?”
“Kenapa mesti salah dengar?”
“Kau tidak takut prestasimu menurun?”
“Kenapa mesti takut? Kau pikir siswa yang mendapatkan rangking tertinggi hanya tahu belajar?”
“Itu memang yang kupikirkan.” Kata Wahyu.
“Bagaimana? Apa masih bisa?”
“Tentu saja, besok kau tunggu aku di lapangan bola saja.”
“Baiklah.” Kata Harry dan langsung pergi yang membuat Wahyu sedikit kesal.

Besok di sekolah.
Prilia mencari-cari sosok Harry, ia ingin meminta maaf dan tidak ingin membahas 2 hari itu lagi.
“Harry kau di mana?” Prilia menunggu di pintu gerbang sekolah saat pulang sekolah.
“Di mana dia?” Prilia tidak menemukan Aidil di antara ratusan siswa yang akan keluar dari sekolah.

“Ternyata bermain basket itu seru.” Kata Harry.
“Itu memang benar.” Tanggap Wahyu. Tiba-tiba langkah Wahyu terhenti. “Astaga, aku lupa! Ponselku tertinggal, kau pulanglah dulu.” Kata Wahyu lalu berlari pergi.

Harry akhirnya jalan sendirian. Saat ingin berjalan keluar sekolah, langkah Aidil terhenti dan menyadari ada Prilia yang sedang duduk dan.. “Tertidur?” Harry bingung. Harry merasa kasihan, tapi kenapa ia tertidur di situ?
Harry berjalan menuju satpam yang sedang memakan gorengan.
“Pak, ada siswi yang ketiduran di sana, kau harus membangunkannya.” Kata Harry.
“Kau saja yang membangunkannya.” Kata Satpam kesal.
“Tidak bisa, kau yang harus membangunkannya. Aku mau pulang.” Kata Harry lalu berjalan pergi.
Satpam itu pun dengan enggan meninggalkan gorengannya dan menuju Prilia.
“Hey, apa kau mau tidur di sini?” Tanya Satpam kesal.
Prlila terkejut lalu terbangun. “Ou maaf, ini sudah jam berapa?”
“Ini sudah jam 4 sore.” Jawab satpam.
“Ou, dia pasti sudah pulang. Kalau begitu aku pulang dulu.” Kata Prila lalu berjalan pergi dengan mukanya yang lesu.
Harry yang ternyata tadinya bersembunyi langsung keluar saat melihat Prilia sudah pergi. “Apa dia menungguku? Aku minta maaf.” Katanya sedih.

Di rumahnya
Prilia sedang murung, dalam hati Prilia berkata “Apa kau berusaha menghindariku? Atau kau menyetujui apa yang kukatakan? Atau yang lebih buruknya lagi.. Kau… Ah tidak mungkin.” Prilia menggeleng-gelengkan kepalanya. “Harry bukan orang seperti itu, aku sangat mengenalnya.”
Prilia menghubungi Harry namun usahanya sia-sia karena Aidil tidak mengangkat teleponnya. “Harry kau sangat berubah saat setelah aku mengatakan itu, dan kau tahu? Aku sangat merindukanmu.”

Di rumahnya, Harry memandangi ponselnya. “Kau menelponku beberapa kali, apa kau sudah tahu perasaanmu padaku? Sungguh, aku sangat kecewa saat mengetahui kalau kau masih ragu akan hal ini. Walau kau tidak pernah memberi tahuku secara langsung tapi.. aku mengerti dari raut wajah dan cara bicaramu.”

Besoknya di sekolah.
“Aku tidak mengerti maksudmu untuk ini, tapi aku minta penjelasan.. kau kemarin ada di mana? aku mencarimu.” Kata Prilia kesal saat bertemu dengan Harry di taman dengan Erphonenya.
Harry, entah ia mendengar apa yang dikatakan Tifa atau tidak karena ia memakai erphonenya. “Apa aku bicara sia-sia? Kau bahkan tidak mendengarnya.” Kata Prilia dan langsung mengambil erphone Harry dengan kesal.
“Apa yang kau lakukan?” Bentak Harry.
Prilia diam terpaku mendengar bentakan yang ia dapat dari kekasihnya sendiri. “Baiklah, aku pikir.. karena aku sendiri kau berubah.” Kata Prilia dan berbalik pergi.
Harry merasa bersalah dan memandang kepergian Prilia itu dengan sedih.



“Aku tahu ini salahku, tapi.. bisakah kau tidak membentakku? Bisakah kau tidak bersikap seperti itu? Apa kau tidak tahu perasaanku? Aku sangat merindukanmu.. aku merasa aneh karena satu harian kemarin aku tidak melihatmu. Kau yang selama ini berada di sampingku kemudian menghilang. Aku sangat sedih, aku menyadari.. kalau 2 hari ini begitu menyakitkan. 2 hari ini kau tidak ada di sampingku..” Kata Prilia sambil beberapa kali meneteskan air matanya. “Dan aku menyadari 2 hari itu telah menyadarkanku kalau aku benar-benar mencintaimu, maaf aku baru sadar sekarang.” Kata Prilia lirih. Ia menangis sejadi-jadinya pada jam 03.00 subuh.

Besok paginya. Prilia berangkat sekolah dengan sepedanya. Wajahnya terlihat kusut dan matanya masih kelihatan sembab. Benar-benar kacau.
Harry yang sedang bermain basket melihat Prilia yang bena-benar kacau. Harry memasukkan bola ke ring, membuat para siswi bertepuk tangan dan memujui-muji Harry yang jago bermain basket.
“Aku izin sebentar.” Kata Harry.
Prilia memarkir sepedanya, namun sepedanya terus-terusan jatuh. Prilia benar-benar kesal lalu memperbaiki posisi sepedanya tapi tetap saja jatuh. Tiba-tiba ada yang membantunya, dan sepedanya pun tidak jatuh lagi.
Tanpa melihat siapa orang itu, Prilia berterimakasih. “Kau sangat baik.” Kata Prilia lalu berjalan pergi. Tapi tangannya ditahan oleh orang itu. Masih dengan menunduk, Prilia membiarkan orang yang menahan tangannya itu menariknya entah ke mana. Prilia benar-benar belum menyadari siapa orang yang mentariknya.
Orang itu menghentikan langkahnya saat berada di taman lalu membiarkan Prilia duduk dan ia juga ikut duduk di samping Prilia.
“Ada apa denganmu?” Tanya orang itu. Prilia merasa familiar dengan suara orang itu. Prilia dengan segera berbalik. “Harry?”
“Kau tidak menyadari kalau ini aku?” Tanya Harry bingung.
Prilia tidak menjawab. ia bersandar pada bangku yang ia duduki, lalu menutup matanya.
“Apa kau sakit?” Tanya Harry sambil menyentu dahi Prilia. “Kau sedikit demam.” Prilia masih tidak berbicara.
“Apa kau sudah menangis?” Tanya Harry khawatir, tapi Prilia tidak menjawab.
“Ada apa denganmu?” Tanya Harry makin khawatir. “Apa karena aku?” Prilia belum juga menjawab. Harry memegang tangan Prilia.
“Prilia, aku minta maaf.” Kata Harry lirih.
Tanpa membuka matanya Prilia berkata dengan lirih. “Kau tidak salah, dan tidak pernah salah. Aku yang salah. Aku dulu menerimamu bukan karena aku menyukaimu, tapi aku menerimamu hanya untuk memanfaatkanmu. Tapi.. saat kau tidak ada di sampingku, kau mau tahu rasanya? Itu aneh, aku bilang aku tidak menyukaimu tapi kenapa aku harus merindukanmu? Kenapa aku begitu sakit saat kau membentakku dan aku tersadar kalau sebenarnya aku menyukaimu, dan mencintaimu. Aku benar benar bodohh..” Kata-kata Prilia terhenti oleh Harry yang menutup mulut Prilia. Prilia meneteskan air matanya.
Harry menarik nafasnya lalu tersenyum. “Aku senang kau sudah menyadarinya.” Harry menghapus air mata Prilia dengan lembut.
“2 Hari tidak bersamamu, aku benar-benar tersiksa.” Kata Prilia. Harry tersenyum lalu memeluk Prilia. “Aku sangat bahagia sekarang.”

Cerpen Karangan: Latifah Ramadhani

Cerpen Cinta Romantis

5 Tahun

Lita, nama gadis yang aku puja selama ini. Waktu itu saat baru masuk SMP. Saat dimana pertama kali aku melihat sosok malaikat tanpa sayap. Kenapa saya bilang begitu? Karena dia adalah seorang gadis yang cantik dan dia telah membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.

3 tahun aku lewati sebagai pemuja rahasianya. Tak ada seorang pun yang tahu kalau aku menyimpan perasaan kepadanya. Rasa bahagia selalu menghampiriku, walaupun aku tidak bisa memilikinya. Kegalauan pun juga tak pernah absen menghantui diri ini. Rasa galau selalu muncul ketika aku melihat dia dengan seorang pria, apalagi saat mendengar dia jadian dengan seorang pria.

“Betapa beruntungnya jika aku bisa menjadi kekasihnya!” kalimat yang selalu aku teriakan dalam hati.

Kini seakan sudah habis waktuku untuk melihat dirinya. Kita sudah harus meninggalkan seragam putih biru. Itu pertanda bahwa kita mungkin akan terpisah saat melanjutkan di SMA nanti.

Saat pengumuman tiba, rasa sedih yang ada di dalam hati semakin membara. Rasa sedih karena mungkin aku sudah tidak bisa melihat dia lagi. Tapi aku tak mau hanyut dalam kesedihan. Aku menghabiskan waktu berfoto-foto dengan teman-teman.

Ketika tengah asik berfoto-foto, mataku tertuju kepada Lita dan teman-temanya. Aku pun mengajak teman-temanku untuk menghampiri mereka.
“Hey! Ayo kita kesana.” ajakku sambil menunjuk ke arah Lita.
“Oh iya! Ayo!” jawab Andi, temanku.

“Hai! Selamat ya atas kelulusannya!” ucap temanku kepada Lita dan teman-temannya.
“Makasih! Selamat juga buat kalian” jawab Lina, saudara kembar Lita.
“Oh ya! Kalian mau lanjut kemana?” tanyaku.
“Kita mau lanjut ke SMA 1, kecuali Ita yang mau lanjut ke SMK 1! Kalau kamu?” jawab Lita.
“Wah! Ternyata ini bukan akhir dari segalanya.” kataku dalam hati, bahagia.
“Sama dong! Aku mau lanjut di SMA 1!” jawabku kepada Lita.

Bincang-bincang kami saat itu semakin seru. Canda tawa begitu tampak di wajah kami. Kami sangat menikmati hari terakhir kami di SMP kala itu. Tanpa terasa, waktu harus menghentikan keseruan kami. karena sudah semakin sore, maka kami harus kembali ke rumah kami masing-masing.

Aku kembali ke rumah dengan rasa bahagia. Kenapa? Karena dia juga akan melanjutkan ke SMA yang sama denganku. Jadi, aku masih boleh ketemu dia lagi nanti. Sepanjang jalan ku tebarkan senyuman kepada orang-orang yang ada.

1 Bulan Kemudian
Setelah melewati liburan yang sangat menyenangkan, kini tiba saatnya aku untuk pergi ke sekolah yang baru, dengan seragam yang baru, putih abu-abu. Semangat yang menggebu-gebu menemani tiap langkah kakiku. Aku pun tak sabar untuk merasakan indahnya masa SMA. Lebih tak sabar lagi untuk berjumpa dengan seorang yang selama ini aku puja, Lita.

Tiba di sekolah, aku langsung menuju ke teman-teman SMP ku, yang kebetulan berada di gerbang. Ternyata disana juga ada Lita. Alangkah bahagianya hati ini.

“Hey apa kabar?” tanya Christan.
“Baik bro! Kalau kalian gimana kabarnya?” jawabku.
“Sama bro! Kabar kita baik juga..” jawab Sutra
“Yuk kita masuk ke ruangan. Anak-anak siswa baru udah dipanggil tuh!” ajak Lita.

Kami pun masuk ke dalam ruangan. Disana kita diberi pengarahan untuk mengikuti MOS (Masa Orientasi Siswa), serta pembagian kelompok.

Setelah semuanya selesai, kita pun kembali ke rumah. Dan kembali lagi keesokan harinya untuk mengikuti MOS.

3 hari sudah kita melewati MOS. Dan saat ini waktunya kita akan dibagi dalam 4 kelas, untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar selama di SMA.

“Semoga aku satu kelas dengan Lita.” kataku dalam hati.

Kami pun diperintahkan untuk berbaris, dan menghitung dari 1 sampai 4. Aku mendapatkan nomor 4. Kemudian kami diperintahkan untuk berbaris sesuai nomor yang disebut. Setelah aku lihat, ternyata Lita mendapatkan nomor 3. Sejenak aku kecewa karena ternyata dia mendapatkan nomor 3 yaitu kelas XC, sedangkan aku nomor 4 kelas XD.

“Tak apalah beda kelas. Toh, kelas kita bersebelahan.” ujarku menghibur diri.

Selama SMA aku semakin dekat dengan Lita. Kami tergabung dalam tim pelayan ibadah. Dia memiliki peran sebagai seorang penari, sedangkan aku pemain teater.

Suatu ketika aku mencoba memberanikan diri untuk terbuka terhadap perasaanku padanya. Aku masih belum berani berkata langsung kepadanya. Aku mencoba mengutarakan isi hatiku hanya lewat sms. Tak lama kemudian, dia membalas pesan singkatku itu. Rasanya jantungku berdetak lebih cepat. Dengan rasa gugup aku membuka sms balasannya.

“Maaf ya Xian! Aku lebih suka kita berteman.” isi dari sms Lita.

Rasa malu, kecewa, sedih bercampur menjadi satu ketika membaca sms itu. Tapi aku menerima itu dengan besar hati.

“Baiklah kalau itu mau kamu! Tapi aku takkan pernah berhenti untuk mencintaimu. karena bagiku mencintaimu adalah hal yang paling indah yang pernah aku rasakan.” balasanku.

Setelah kejadian itu, aku tidak langsung menyerah. Tapi aku menganggap itu hanyalah sebuah langkah awal. Aku akan terus berusaha untuk mendapatkan cintanya.

Selang beberapa lama, aku mencoba fokus pada pendidikanku dulu. Aku juga mencoba fokus pada kegiatan teater tim pelayan ibadah.

Suatu saat, aku berbincang dengan teman-teman tim yang lain. Dalam perbincangan itu, kita membahas tentang masalah percintaan. Tiba-tiba seorang temanku berkata bahwa Lita baru saja jadian dengan pemain keyboard tim kami yaitu Ebot. Aku pun langsung kecewa dan sedih mendengar hal itu.

“Hm.. Aku ke kelas dulu ya, soalnya udah ada guru.” kataku berbohong. Aku sudah tidak sanggup untuk mendengarkan cerita mereka.

Sejak kejadian itu, aku mencoba untuk move on. Aku sempat jadian dengan seorang cewek. Tapi itu tidak bertahan lama. Aku meminta dia untuk putus. Hati ini bukan tempat untuk dia, hati ini adalah tempat Lita. Tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya.

Hubungan Lita dan Ebot pun sudah mulai merenggang. Tidak lama kemudian mereka putus. Mereka jadian sudah hampir 4 bulan. Aku merasa senang mendengar kabar mereka sudah putus.

Aku kembali mencoba untuk mendekati Lita. Aku bahkan pernah beberapa kali nembak dia. Tapi lagi-lagi aku tidak menyatakannya langsung. Aku hanya berani lewat sms. Dan hasilnya pun sama. Dia menolak aku lagi. Kira-kira sudah 5 kali aku menyatakan perasaanku kepadanya, dan tidak ada 1 pun yang diterima. Itu pun bukan alasanku untuk menyerah.

“Walaupun aku sudah di tolak 5 kali, tapi aku takkan menyerah! Toh, aku belum pernah menyatakannya langsung. Kali aja kalau aku bilang langsung dia mau nerima.” pikirku.

Kini 2 tahun sudah aku menempuh pendidikan di SMA, artinya 5 tahun sudah aku mencintai tanpa bisa memiliki Lita. Aku sudah berada di kelas terakhir di SMA. Tinggal setahun lagi aku bisa bersama-sama dengan Lita. Aku mencoba lebih dekat lagi kepada Lita. Aku selalu membantu Lita ketika dia minta tolong. Bahkan jika dia minta tolong yang bukan keahlianku, akau tetap berusaha membantunya, dengan cara apa saja yang pasti aku temui.

4 bulan berlalu di kelas XII, kembali aku harus mengalami kegalauan. Aku harus menerima kenyataan kalau Lita jadian dengan pria yang juga memendam perasaan ke Lita sejak kelas X.

Tapi lagi-lagi aku tidak menyerah. Aku tetap optimis bahwa nantinya Lita akan menerimaku. Teman-temanku pun selalu mendukungku untuk jadian dengan Lita, termasuk saudara kembarnya Lina.

“Tenang saja Xian! Mereka pasti tidak akan lama.” kata Dessy, temanku.
“Iya Des! Aku yakin pasti dia akan menerimaku.” ucapku.
“Itu semua bisa diatur bro!” ujarnya.
“Oke lah! Thanks atas dukungannya. Hahaha..” jawabku senang.

Ternyata apa yang dikatakan temanku benar. Setelah 2 minggu pacaran, akhirnya Lita putus dengan Eki. Sungguh sangat bahagia hati ini.

“Ini saatnya aku untuk beraksi! Hahaha” celotehku.

Ujian semester 1 kelas XII sudah dilalui. Kini sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar lagi di sekolah. Kami lebih sering berkumpul mengahabiskan waktu dengan bersenang-senang. Suatu ketika aku dan teman-teman duduk di depan kelas sembari berbincang-bincang.

“Hey! Gimana si Lita?” ledek Ekzel.
“Apanya? Dia sehat-sehat kok!” jawabku malu.
“Masih setia nggak ni?” ledeknya lagi.
“Oh.. So pasti dong! Hahaha” jawabku.
“Cie.. Cie.. Yang lama menunggu tapi tak bisa memiliki.” ledek Sutra.
“Oh ya, gimana ya supaya aku bisa jadian dengan Lita?” tanyaku.
“Ya ditembak!” jawab On, temanku.
“Iya! Tapi aku malu nembak langsung ke dia.” ujarku
“Kenapa harus malu?” tanya Yovi.
“Iya juga si! Tapi kapan waktu yang tepat ya?” tanyaku lagi
“Gini aja, tanggal 3 nanti kan ultah aku, jadi biar kita yang ngatur.” ujar Terry.
“Oke lah kalau begitu! Hahaha” jawabku bahagia.

Sunggu aku sangat bahagia memiliki sahabat seperti mereka. Mereka selalu ada saat aku membutuhkan mereka. Aku sudah tidak sabar menunggu tanggal 3 nanti.

“Ku menanti seorang kekasih yang tercantik yang datang di hari ini, adakah dia kan selalu setia, bersanding hidup penuh pesona, harapanku!” nyanyianku yang menggambarkan rasa tidak sabar menantikan momen spesial malam nanti. Malam nanti temanku Terry akan membuat pesta ultahnya. Tapi bukan itu yang aku nanti, aku menantikan janji temanku Terry supaya aku jadian dengan gadis yang aku puja selama 5 tahun!

Aku pun mempersiapkan apa yang harus aku lakukan malam nanti. Aku bahkan juga sudah meyiapkan kata-kata yang tidak romantis, tapi tetap kena di hati. Walaupun kata-kata itu sederhana, tapi cintaku tetap luar biasa kepada Lita.

Akhirnya malam tiba. Aku segera menuju ke tempat pesta ultah Terry dilaksanan. Langkah kakiku terasa berat melangkah, karena rasa gugup membebani diri. Karena tempatnya dekat dari rumahku, jadi 10 menit jalan kaki sudah nyampe. Tiba disana aku biasa-biasa aja. Aku tidak memperlihatkan rasa gugup ku.

“Teman-teman, terima kasih atas kehadiran kalian. Saya sangat bahagia kalian boleh hadir ke ulang tahunku.” ucap Terry.
“Oke teman-teman! Saatnya kita makan! Tapi sebelum itu kita berdoa dulu.” tambahnya

Selesai berdoa kita langsung lanjut makan-makan. Aku sangat menikmati makanan yang disediakan. Begitupun teman-teman yang lain. Saking menikmati, aku lupa bahwa saat itu aku akan nembak Si Lita. Saat baru selesai makan, tiba-tiba Terry berdiri.

“Oke teman-teman! Jika sudah selesai makan, saat ini salah seorang teman kita akan mengungkapkan persaan kepada seorang teman kita.” ucap Terry.
“Untuk itu, kepada orang yang dimaksud agar berdiri, dan maju ke depan.” tambahnya.

Aku tidak langsung berdiri, aku mencoba mengulur waktu. Tapi temanku Sutra dan Christan terus memaksaku agar cepat maju.

“Sudah sana cepat maju, ini kesempatan bagus bro.” kata Sutra yang masih tengah asik menikmati makanannya.
“Baiklah bro! Doa’in aku yah! Hehe” kataku bercanda.
“Iya, sudah sana cepat maju.” tambah Christan yang masih menikmati makanannya juga.

Aku langsung berdiri dan maju ke depan dengan rasa percaya diri yang tinggi. Aku sudah tidak takut lagi jika ditolak. Aku sudah terbiasa ditolak, sampai-sampai aku sudah mati rasa.

“Cie… Cie… Cie… Cie…” suara ejekan teman-teman.
“Oke Xian, silahkan duduk. Dan untuk Lita, silahkan juga maju dan duduk di depan Xian.” kata Terry.
Tampak wajah Lita seperti orang bingung. Tapi tak lama, dia pun maju dan duduk di kursi yang sudah disediakan Terry.
“Oke Xian, silahkan!” ucap Terry
“Lit, kamu udah tau kan kalau aku udah lama nyimpan perasaan ke kamu. Dan aku juga udah beberapa kali nyatain ke kamu. Saat ini, di tempat ini, ijinkan aku bertanya. Kamu mau nggak jadi pacarku?” ucapku dengan nada yang pelan.
Lita terlihat malu waktu itu. Dia hanya tertawa-tawa saja.
“Udah Lit terima aja. Dia itu udah 5 tahun memendam perasaan ke kamu. Bayangin aja Lit, 5 tahun! Gue sendiri ngga pernah nemuin cowo yang sesetia ini.” kata Yovi meyakinkan.
“Lit, disini aku nggak maksa kamu, apapun jawaban kamu aku akan nerima. Gimana Lit?” ucapku.
“I.. I.. Iya.. Aku mau!” jawab Lita dengan senyuman.
“Bener Lit? Terima kasih Lit. I love you so muchhh…” ucapku tidak percaya, sembari memegang tanggannya.
“Iya bener! I love you too..” katanya.

Betapa bahagianya hati ini ketika aku bisa jadian dengan dia. Ternyata jika kita menunggu dengan penuh kesabaran, hasilnya pasti tidak akan mengecewakan.

Malam itu terasa begitu indah. Aku menghabiskan malam bersama teman-teman dan pacarku, Lita.

Hari-hari aku lewati dengan dia. Aku mencoba menciptakan suasana yang romantis. Jika biasanya hp ku sunyi, kini seakan tak pernah berhenti berbunyi. Untunglah aku tidak pernah menyerah. Jika aku menyerah mungkin hal ini tak akan terjadi. Aku tidak menyerah karena aku mencintai dia bukan karena aku membutuhkannya, tapi aku membutuhkannya karena aku mencintainya.

Selang 3 minggu kita pacaran, tibalah pada hari yang aku tunggu-tunggu yaitu hari ulang tahunku. Hari ulang tahunku kali ini terasa spesial. Hari ini adalah sweet seventeen untukku. Dan betapa bahagianya aku karena di sweet seventeenku kali ini, aku jadian dengan orang yang aku puja selama 5 tahun ini.

“Kriiiggg..” suara hp-ku berbunyi. Ternyata sms dari Lita.
“Happy birthday sayang! Wish you all the best.. Maaf ya aku nggak bisa kasi hadiah. I love you!” bunyi sms-nya.
“Makasih sayang! Iya ngga apa-apa kok. Dengan kamu nerima cintaku, itu lebih dari sebuah hadiah. I love you too!” balasanku.

Waktu itu dia lagi liburan dengan keluarganya, jadi aku nggak bisa ketemu dengan dia.

6 minggu sudah hubunganku dengan dia. Tapi aku merasakan kalau dia sudah bosan denganku. Aku terus menyelidiki apakah anggapanku benar. Aku masih belum menemukan kebenarannya.

“Sudahlah! Ini pasti cuma perasaanku saja. Aku harus tetap positif thinking.” gumamku.

Suatu ketika aku berkumpul dengan teman-temanku. Disitu aku mencoba curhat dengan mereka.

“On, tampaknya dia udah bosan denganku.” curhatku pada On, temanku.
“Ah.. Itu pasti cuma perasaan kamu saja..” jawab Yovi.
“Xian, aku mau bilang sesuatu ke kamu.” kata Terry.
“Apa Ter?” kataku penasaran.
“Waktu aku jalan-jalan dengan Lita dan Lina, disitu Lina bilang ke aku kalau Lita nerima kamu cuma terpaksa. Katanya dia nerima kamu cuma karena ada teman-teman.” kata Terry.

Mendengar hal itu, aku seperti ditampar 10 kali. Lagi-lagi rasa malu, kecewa, sedih menyerah hatiku. Tapi aku tetap berusaha tegar. Akupun lalu menghentikan pembicaraan dengan teman-teman, dan kembali ke rumah. Setibanya aku di rumah, aku langsung menanyakan kebenaran berita itu kepada Lita via sms.

“Lit! Bener ngga kalau kau nerima aku karena terpaksa? Kalau memang itu bener, lebih baik kamu putusin aku aja.” tanyaku.
“Iya bener! Maaf ya!” jawabnya

Membaca jawabannya itu, aku langsung merasakan ini seperti akhir dari hidupku. Aku tidak sanggup lagi menerima semua ini. Aku lalu mengambil handphone dan curhat kepada Dessy.

“Des! Aku udah putus dengan Lita!” curhatku kepada Dessy teman dekat Lita.
“Hah.. Kenapa? Kok bisa?” jawabnya heran.
“Aku udah tahu kalau dia nerima aku karena terpaksa!” jawabku.
“Kamu tahu dari mana Xian?” balasnya.
“Aku tahu dari Terry, tapi sumbernya dari Lina!” jawabku
“Dasar goblok! Dia pernah curhat ke aku, dia bilang dia memang nerima kamu terpaksa, tapi lama-lama dia udah nyaman dengan kamu.” balasnya
“Hah.. Emang iya? Dasaar goblokkk…” balasanku dengan rasa sesal.
“Tapi kenapa waktu aku tanya dia balas iya?” tambahku
“Dia orangnya emang gitu! Dia ngga mau ngemis-ngemis cinta ke cowok.” balasnya.
“Okelah Des! Thanks!” jawabku.
“Iya masama!” balasannya.

Membaca pesan-pesan singkat dari Dessy, timbul penyesalan yang amat dalam. Entah apa yang merasuki otakku sehingga aku boleh percaya dengan celoteh-celoteh ini. Dasar goblok! Tapi aku tidak habis pikir, kenapa saudaranya bisa berkata seperti itu.

Seiring waktu berjalan aku mencoba minta maaf ke Lita atas kekhilafanku. Aku berkata yang sebenarnya ke dia bahwa aku sudah tahu kebenarannya.

“Iya! Aku udah maafin kamu sejak awal kok..” itulah kalimat yang dikatakan Lita waktu aku memita maaf kepadanya.

Aku sungguh sangat berharap agar aku bisa balikan dengannya. Aku mencoba beberapa kali memohon kepadanya. Tapi dia kembali tak mau menerimaku. Mungkin karena dia trauma akan kejadian kemarin.

Sampai suatu saat Hari pengumuman kelulusan tiba. Kita harus berpisah dari SMA. Suara teriakan bahagia terdengar saat pengumuman dibacakan. Semua siswa di sekolahku lulus 100%. Saat itu aku menghabiskan waktu dengan teman-teman, dan pastinya dengan Lita. Aku sangat bahagia kala itu, waktu terakhirku di SMA boleh bersama-sama dengan Lita.

Setelah kita selesai SMA, itulah akhir cerita cintaku dengan Lita. Aku sudah berhenti berharap kepadanya. biarlah dia bahagia dengan pilihannya nanti. Aku pun tak menyimpan dendam kepada siapapun.

Saat ini aku dan Lita kuliah di universitas yang berbeda. Tapi sebagai mantan yang baik kita tetap menjalin komunikasi satu sama lain.

Sungguh suatu pengalaman yang memotivasi ku untuk melangkah ke depan. Aku mendapatkan banyak pelajaran dari pengalamanku dengannya. Aku mengerti bagaimana arti sebuah perjuangan. Jika kita memang berjuang dengan penuh kesabaran, pasti kebahagiaan dan kemenangan menanti kita. Aku juga mendapat pelajaran berharga saat aku dan Lita putus. Jangan mudah percaya dengan apa yang dikatakan orang, tanpa terbukti kebenarannya. Jangan mudah mengambiil keputusan tanpa kita menimbangnya. Semua ini juga tak lupun dari perhatian teman-temanku.

Walau penantianku selama 5 tahun berakhir hanya dalam waktu 6 minggu, tapi itu tetap menjadi suatu yang paling berharga. Terima kasih Lita kau sudah pernah mencintaiku. Kau adalah kenangan terindah yang pernah kumiliki. dan semoga kita bahagia dengan pasangan kita masing-masing!

SELESAI


Cerpen Karangan: Christian Boham

Cerpen Cinta Romantis

1 Cinta yang Kini Jadi Milikmu

Nyaman… mungkin itu adalah satu-satunya kata yang dapat menggambarkan suasana hatiku saat ku pandang raut wajah anggunnya itu. Karena begitu sulit untuk melukiskan perasaanku ini dengan kata-kata.

Tari… ya, sebut saja dia Tari. Seorang cewek yang mampu membuatku mengerti, 'Betapa indanya ciptaan Tuhan itu.' Mungkin terlalu berlebihan, namun memang inilah yang aku rasakan.

Di waktu istirahat maupun tak ada guru, lebih banyak ku habiskan hanya untuk memandang wajahnya. Lesung pipi yang menghiasi pipi kirinya semakin menambah pesona pada dirinya. Ditambah tingkahnya yang lucu membuatku tak pernah jenuh tuk terus memperhatikannya.

Hari-hari terus berganti, dan rasa itu semakin bertambah besar. Sebuah rasa yang tak bisa ku tuangkan dalam kata-kata. Awalnya aku hanya berniat tuk menyimpan rasa ini, karena aku merasa tak pantas untuk dia. Dia terlalu sempurna untukku. Namun entah angin dari mana yang membuatku berubah arah. Berubah untuk dari sekedar mengagumi menjadi keinginan untuk memiliki. Ya, memiliki hati dan cintanya.

Mulai ku coba mendekatinya, walau hanya melalui SMS. Aku terlalu malu untuk berbicara langsung kepadanya. Seperti yang ku pikirkan, tak mudah untuk mendekatinya. Sikapnya begitu beku saat pertama kali ku kirim SMS padanya. SMS yang ku kirim hanya dibalas dengan kata-kata 'Iya', 'Ohh', 'Gak juga'. 'Ya Allah, begitu cuekkah bidadarimu ini??' jeritku dalam batin.

Ya namanya juga cinta. Secuek dan sedingin apapun dia padaku, niat ku ini tak akan terhenti. Hari demi hari terus ku coba tuk mendekatinya. Lewat perhatian dan puisi-puisi cinta ciptaanku yang sengaja ku kirim kepadanya untuk memberikan sinyal bahwa aku menyayanginya. Dan berharap dia juga memiliki rasa yang sama terhadapku. Aku tak mengerti pada diriku, aku yang dulunya kaku dan tak pernah bisa romantis terhadap cewek kini berubah. Aku mampu merangkai kata-kata untuk ku jadikan sebuah puisi untuknya, walaupun masih begitu sederhana.

Hari demi hari terlewati, hubungan kami semakin dekat dan aku mulai mendapatkan sinyal positif dari usahaku selama ini. Dia yang awalnya begitu cuek kini mulai memberikan perhatian lebih padaku. Itu berawal dari pesan singkat yang ia kirim padaku di suatu siang,
'Arief udah makan?'. Aku cukup terkejut saat itu.
Lalu aku jawab dengan, 'Alhamdulillah udah. Emmm, tumben banget perhatian sama Arief?'
'Memangnya salah ya?' Jawabnya.
'Enggak sih, malah Arief senang kok' Jawabku lagi.

     Sejak itu dia semakin menunjukkan bahwa dia juga memiliki rasa yang sama terhadapku. Dan tentunya aku juga semakin berani memberikan perhatian kepadanya, tanpa memberitahu perasaanku yang sebenarnya kepada dia. Sempat terbesit dalam benak ingin memiliki hatinya, dengan cara menembak dia.

'Hah? Nembak? Emangnya dirimu berani Rief? Emangnya dirimu bisa Rief? Dan kalaupun berani dan bisa, apa dia mau nerimamu? Nyadar donk kalau kamu ini gak ada apa-apanya dibandingkan dengan cowok-cowok lain yang lagi PDKT juga sama dia.' Gumamku dalam hati.

Tapi kalau belum dicoba bagaimana bisa tahu jawabannya. 'Sekali layar terkembang surut kita berpantang'. Sejak itu aku mulai menyusun strategi bagaimana cara untuk nembak dia. Mulai dari kata-kata, properti bantuan dan suasana. Tapi selalu menemui jalan buntu.

Seperti biasa aku SMS-an sama si dia, bidadari bagi seorang Arief. Setelah beberapa menit SMS-an entah kerasukan hantu dari mana aku berani mengirim SMS yang untuk pertama kalinya menunjukkan secara terang-terangan bahwa Aku cinta padanya.

'Emmm, Tari. Sebenarnya Arief naksir sama seorang cewek, dan pengen ngungkapin perasaan Arief ke dia. Tapi Arief takut ditolak.' Ungkapku melalui SMS.
'Emangnya naksir sama siapa sih? Kalau belum dicoba gimana bisa tahu.' Jawabnya.
'Bener juga sih, kalau belum dicoba pasti gak bakalan tahu'. sambutku lagi.
'Kalau Tari boleh tahu cewek yang Arief taksir itu siapa sih?' tanyanya penasaran.
'Emmm, entar kalau Tari tahu Arief takut Tari marah dan gak percaya.' Jawabku dengan perasaan malu bercampur takut bila dia tahu yang sebenarnya.
'Kasih tau donk. Tari janji bakal percaya dan gak marah kok Rief'. Bujuknya.
Aku pun mengalah, 'Cewek itu……… Tari.'
'Yang bener Rief?' tanya ragu.
'Iya, apa perlu Arief ngebuktiin ini semua di depan temen-temen satu kelas?' Jawabku tanpa ragu.
'Hah? Abis ngebales apaan kau Rief? Apa gak salah tuh? Di depan temen-temen satu kelas? One by One aja kau belum tentu berani.' Tanyaku dalam hati, seakan tak percaya dengan SMS yang ku kirim padanya.

Di saat itu juga aku merasa seakan darahku mengalir lebih cepat, jantungku berdetak semakin kencang. Menanti apakah kira-kira jawaban darinya.
'Sebenernya Tari juga suka sama Arief'. Jawab dia.
'Beneran?'. Jawabku singkat seakan tak percaya apa yang saat itu aku baca. Hatiku bagai melompat-lompat kegirangan. Tapi lompatan kegirangan itu seakan seperti menjadi kejatuhan yang begitu perih saat aku kembali teringat kata-kataku bahwa aku akan menembaknya di depan teman-teman satu kelas.
'Iya bener Rief. Tari tunggu ya janjinya.' Ucapnya.
'Gimana caranya yah?' tanyaku dalam hati memikirkan cara menembak dia.

Hari-hari terus berganti. Aku mulai mendapatkan kata-kata yang akan aku ucapkan saat aku menembaknya nanti dan yang paling terpenting, sebuah keberanian. Hanya tinggal menunggu waktu dan suasana yang tepat saja.
18 Oktober 2012, awalnya biasa saja bagiku. Namun setelah di waktu istirahat aku mendapat kabar yang sangat bagus, guru-guru akan rapat setelah jam istirahat. 'Waktu yang tepat' kataku dalam hati.

Ruang kelaspun begitu ramai seperti layaknya sebuah pasar tradisional. Ada yang sedang sibuk belajar, ada yang sedang sibuk merumpi, ada yang sibuk bernyanyi, dan bahkan ada juga yang sedang sibuk menjaili temannya yang lain. Namun aku hanya sedang duduk manis di kursiku, ragu-ragu antara 'menembak' atau 'lain waktu'.
Akupun berfikir. 'Jika aku melakukannya di lain waktu, apakah aku akan mendapat kesempatan sebagus ini? Baiklah, udah tiba waktunya. It's Show Time'.

'Teman-teman, boleh minta waktunya sedikit gak? Sedikit aja kok.' Aku mengawali dengan percaya diri.
'Aku di sini mau ngasih tau kalau aku punya hutang sama seseorang, bukan hutang uang ataupun barang. Tapi hutang janji.' Ucapku dengan sedikit melirik Tari. Dan tampaknya dia belum tahu kalau aku akan menembaknya.
'Hutangku itu adalah hutang janji, janji kepada seseorang kalau aku akan nembak dia di depan kalian semua. Dan orang itu adalah Tari.' Teman-temanku ada yang bersorak, karena sebagian sudah tahu kedekatan aku dan Tari. Berbeda dengan yang lain, wajah cantik Tari berubah pucat. Seakan tak percaya apa yang telah aku katakan.

Aku langsung mendekatinya, berlutut di depannya, serta menatap mata indahnya. Sembari mengatakan…
'Tari, Arief suka sama Tari udah sejak lama. Arief sayang sama Tari. Walaupun awalnya Tari cuek sama Arief, tapi cuek Tari itu malah ngebuat Arief semakin berusaha untuk nunjukkin rasa sayang itu. Dan sekarang, Arief mau nanya sama Tari. Tari mau gak jadi pacar Arief? Jadi pendamping hari-hari Arief? Jadi pengisi kekosongan hati Arief?'
Sejenak suasana hening…

'Iya, Tari mau.' Jawabnya singkat.
'Akhirnya………….!!!!' Teriakku dalam hati
Tak habis hanya itu, kemudian aku mengucapkan sebuah kalimat padanya.
'Arief punya 2 mata yang selalu ingin melihatmu, punya 2 tangan yang selalu ingin mendekapmu, 1 otak yang selalu memikirkanmu, dan 1 CINTA yang kini jadi milikmu.'
'Hehe, agak sedikit gombal.' Tawaku dalam hati.

Kamipun melalui hari-hari berikutnya dengan status yang berbeda, 'Berpacaran'. Betapa beruntungnya aku memilikimu!. Namun seperti kata pepatah, 'Tak ada gading yang tak retak', 'Tak ada Bisul yang tak bengkak', dan 'Tak ada tuyul yang tak botak'. Kisah cinta kamipun tak selalu berjalan mulus. Kami juga sempat dilanda masalah, namun kekuatan cinta selalu membuat kami bersama kembali. Aku menyayanginya, begitu juga dia. Aku berharap bukan orang ketiga atau masalah-masalah lainnyalah yang membuat kami berpisah. Namun hanya keadaan di mana salah satu dari kami tak mampu lagi tuk bernafas.

Kami selalu menjadikan setiap masalah yang kami hadapi menjadi sebuah pelajaran yang terbaik untuk kami. Pelajaran untuk saling mengerti, memahami, dan menjaga.

Cerpen Karangan: Arief Pratama

Cerpen Cinta Romantis

 Sebuah Penantian



Gelisah dalam penantian, resah yang mengganggu jiwa, dan khawatir yang menggerogoti hati, kini telah diusir pergi oleh pelukan cowok berperawakan tinggi, putih, dengan rambut tertata rapi dan hidung mancung serta kemeja putih dan jas warna hitam yang ia kenakan bak pangeran harry yang gagah dan juga menawan.


 











       
               Larut dalam kebahagiaan tak menyadarkan ku bahwa matahari mulai bersembunyi di ufuk barat, pancaran cahayanya mulai tak pijar dan redup.
Sekali lagi aku bertanya kepada Abel yang saat ini memelukku,
“oh, benarkah ini semua… Atau ini hanya ilusi ku saja”

            Perlahan cowok tampan bernama Abel itu melepaskan pulukannya dan kemudian menatapku dalam dalam, pancaran sinar matanya begitu kuat membuat siapa saja yang ditatapnya akan merasakan hawa kedamaian. Emtah malaikat mana yang berdiam diri di mata Abel, yang jelas sorot matanya begitu indah, bahkan lebih indah dari beribu mata bidadari bidadari surga. Betapa beruntungnya aku.. Meluluhkan hatinya yang keras.

      Dengan lembut Abel menggenggam kedua tanganku
“Gita sayang, ilusimu itu sudah jadi kenyataan sekarang, lihatlah cincin yang singgah di masing masing jari manis kita, serta 2 buah kitab kecil satu untukku dan satu lagi untukmu, lihat juga orang orang di sekeliling kita, mereka semua di sini untuk kita untuk menghadiri sebuah ritual suci yang dipimpin oleh seorang penghulu, satu lagi Gita ku sayang pesta kecil ini telah kita rancang dengan susah payah dengan segala macam rintangan”.

Lalu Abel mengembangkan senyum menawannya yang begitu manis namun penuh harapan.
Air mataku tak tertahankan ketika semua orang bersorak sorai mengiringi alunan kebahagiaan yang baru beberapa menit yang lalu disahkan oleh penghulu.
Air mata bercampur haru membentuk sebuah harapan akan keharmonisan rumah tanggaku dengan pangeran pujaan ku Abel.
Dan untuk kesekian kalinya Abel memelukku kembali.

Cerpen Karangan: Citra Rossi Pratiwi

Cerpen Cinta Romantis

Tutorial edit foto dengan Aplikasi Picsart
langsung saja download dulu aplikasi picsartnya Disini Atau Disini
Siapkan Gambar yang mau di edit
Ini adalah gambar yang sudah saya edit

1. Pilih Gambar yang mau di edit dan pilih effect
2. Disini kita gunakan effect B&W
3. Selanjutnya pilih tools
4. Pilih Freecorp
5. Corp seperti ini dan save
6. Buka Layer baru
7. Pilih clipart masukkan gambar yang kita save tadi
8. pilih my clipart masukkan gambar tadi
9. kurang lebih seperti ini
10. Selanjutnya pilih add photo
11. masukkan gambar di gallery sobat
12. klik yang di lingkaran merah
13. pilih screen
14. letakkan gambar sesuai keinginan sobat dan klik icon ceklist
15. Sobat boleh hapus bagian yang menurut sobat kurang pas dengan gambar sobat
16. Disini sedikit saya hapus gambar yang melewati wajah
17. Selanjutnya save foto sobat 
Itulah tutorial edit photo dengan aplikasi PicsArt part 7 , Semoga Bisa membantu, jangan lupa di share ya sob, TERIMA KASIH

Tutorial edit foto dengan Aplikasi PicsArt Part 7

Tutorial edit foto dengan Aplikasi Picsart
langsung saja download dulu aplikasi picsartnya Disini Atau Disini
Siapkan Gambar yang mau di edit
Ini adalah gambar yang sudah saya edit
Lanjut Berikut Tutorial nya sob
                              1. Pilih gmbar yang mau di edit dan pilih tools
2. Selanjutnya pilih free corp
3. Pilih seperti yang di lingkaran merah
4. Jika sudah hasilnya lebih kurang seperti ini dan pilih save
5. Buka layer baru
6&7. Pilih clipart masukan gambar yang kita save tadi
8. Pilih my clipart masukkan gambar yang kita save tadi
9. Kurang lebih akan seperti ini
10. Kemudian pilih tools dan pilih stretch
11. Selanjutnya pilih warp
12. Sesuaikan dengan keinginan anda atau seperti yang saya lakukan
13. Geser jari anda kekiri sehingga gambarnya jadi seperti ini
14. Kemudian klik add photo
15. Pilih gambar di galery sobat
16. Letakkan gambar di bagian yang kita tarik tadi dan pilih screen
17. Kemudian pilih add photo
18. Pilih gambar yang menurut sobat bagus
19. Pilih effect screen lagi
20. Kurang lebih akan jadi seperti ini dan pilih effect
21. Disini kita pilih effect dodger, terserah sobat mau pilih effect yang mana
jangan lupa di save ya gambarnya
Itulah tutorial edit photo dengan aplikasi PicsArt part 6 , Semoga Bisa membantu, jangan lupa di share ya sob, TERIMA KASIH



Tutorial edit foto dengan Aplikasi PicsArt Part 6