Cerpen Cinta Romantis

 Sebuah Penantian



Gelisah dalam penantian, resah yang mengganggu jiwa, dan khawatir yang menggerogoti hati, kini telah diusir pergi oleh pelukan cowok berperawakan tinggi, putih, dengan rambut tertata rapi dan hidung mancung serta kemeja putih dan jas warna hitam yang ia kenakan bak pangeran harry yang gagah dan juga menawan.


 











       
               Larut dalam kebahagiaan tak menyadarkan ku bahwa matahari mulai bersembunyi di ufuk barat, pancaran cahayanya mulai tak pijar dan redup.
Sekali lagi aku bertanya kepada Abel yang saat ini memelukku,
“oh, benarkah ini semua… Atau ini hanya ilusi ku saja”

            Perlahan cowok tampan bernama Abel itu melepaskan pulukannya dan kemudian menatapku dalam dalam, pancaran sinar matanya begitu kuat membuat siapa saja yang ditatapnya akan merasakan hawa kedamaian. Emtah malaikat mana yang berdiam diri di mata Abel, yang jelas sorot matanya begitu indah, bahkan lebih indah dari beribu mata bidadari bidadari surga. Betapa beruntungnya aku.. Meluluhkan hatinya yang keras.

      Dengan lembut Abel menggenggam kedua tanganku
“Gita sayang, ilusimu itu sudah jadi kenyataan sekarang, lihatlah cincin yang singgah di masing masing jari manis kita, serta 2 buah kitab kecil satu untukku dan satu lagi untukmu, lihat juga orang orang di sekeliling kita, mereka semua di sini untuk kita untuk menghadiri sebuah ritual suci yang dipimpin oleh seorang penghulu, satu lagi Gita ku sayang pesta kecil ini telah kita rancang dengan susah payah dengan segala macam rintangan”.

Lalu Abel mengembangkan senyum menawannya yang begitu manis namun penuh harapan.
Air mataku tak tertahankan ketika semua orang bersorak sorai mengiringi alunan kebahagiaan yang baru beberapa menit yang lalu disahkan oleh penghulu.
Air mata bercampur haru membentuk sebuah harapan akan keharmonisan rumah tanggaku dengan pangeran pujaan ku Abel.
Dan untuk kesekian kalinya Abel memelukku kembali.

Cerpen Karangan: Citra Rossi Pratiwi
No comments :

No comments :

Post a Comment